see the world

see the world

01 Mei 2009

Berdua Bersama Anakku

Karena pekerjaan... selama dua minggu istriku harus keluar kota, keluar negeri atau ke Eropa tepatnya. Artinya selama itu aku harus bisa lebih intens bersama anakku. Dengan kata lain tidak membiarkan ia mengalami rasa kesepian tanpa ibunya. Karena memang dalam keseharian biasanya ia selalu bersama ibunya... terutama ketika mau tidur dan pada saat bangun tidur. Ia selalu bilang "aku sayang mama" yang ia ucapkan kurasa hampir setiap hari. Kadang kalimat itu ia ucapkan secara berbisik di telingaku.

Tentu saja... setiap malam menjelang tidur ia selalu minta "diceritain" oleh ibunya. Meskipun ia sudah pernah atau sudah hapal dengan cerita-cerita yang ada dalam bukunya yang tidak sedikit jumlahnya, ia selalu senang jika ibunya bercerita hingga ia tertidur. Begitu pula jika ia kadang terjaga ditengah malam, ibunya sudah siap dengan sebotol susu hangat sambil mengusap-usap punggungnya dengan "sh.. sh.. sh..." penuh sayang hingga ia kembali nyenyak tertidur. Dipagi hari... senyum ibunya yang selalu pertama kali ia lihat ketika membuka mata. wajar ia begitu dekat dengan ibunya... istriku....

Dijumlah hari yang begitu singkat aku sudah mendapat banyak pengalaman berharga. Aku harus bisa menjadi seorang.... ratu, perias, sekaligus ahli busana..... direktur, manajer, sekretaris, akuntan sekaligus office boy.... guru, asisten, pelukis sekaligus pustakawan.... , dokter, perawat, sekaligus apoteker... badut, pelawak, sekaligus pendongeng.... koki, baby sitter, sopir sekaligus bodyguard... full time 24 jam sehari tidak mengenal part time... tidak boleh mengeluh.... semua musti dijalankan dengan tulus dengan rasa cinta dan penuh kasih sayang ... maklum jika ada ungkapang "jika ibu rumah tangga harus digaji secara profesional, mungkin besarnya menyamai besar anggaran belanja sebuah negara".... aah jasa seorang ibu tentu tidak bisa dinilai secara materi...

Apalagi ketika musti harus bisa menjadi seorang filsuf... karena harus mendengar, memahami dan merespon pertanyaan -pertanyaan dasar yang sering dilontarkan secara beruntun... ini apa pa?... pagar; pagar apa pa?... pagar bambu; bambu apa pa?... bambu kuning; kenapa disebut bambu pa?.... Uuups; belum terjawab... kenapa kuning pa?..... wadowww; .... ini kok dibilang pagar?... uuugh. ...papa bingung ya?... memang hanya seorang filsuf yang bisa menjawab pertanyaan seorang anak kecil, seperti anakku yang baru berusia 3 tahun....

Wajar jika tidak ada penyair yang tidak pernah menyanjung seorang ibu... karena seorang ibu memang luar biasa... Karena seorang ibu adalah "garda terdepan barisan pejuang kemanusian"

Ghonjess

Tidak ada komentar:

Posting Komentar