see the world

see the world

07 Januari 2010

Rumahku Bukan Istanaku

Sejak masih berupa tanah kosong, bulan demi bulan dicicil, tahun demi tahun dilunasi, jengkal demi jengkal tanah digali, batu demi batu pondasi tersusun, adukan semen dan pasir bercampur, batu bata dan kayu kusen terangkai, genteng menutupi setiap ruang, cat tembok memperindah penampilan setiap dinding, instalasi air dan listrik melengkapi agar bisa dihuni, hingga rumah ini jadi…

Betapa bahagia ketika pertama kali menempatinya… disini semua harapan tertanam… disini kami pupuk benih kebahagian… disini kami rasakan bahtera kehidupan… tempat tangis anakku membelah sunyi… tempat ia pertama menjejak kaki di bumi… tempat kasih sayang tercurahkan…

Kuamati rumah ini… kosong tinggal buku dan kardus dipojokan... semua terlihat kumuh dan kusam... air menggenang disudut rumah yang rendah... ditetesi air dari genteng yang bocor… kran air sudah ada yang patah… daun jendela tak bisa tertutup rapat… memang sudah lama tidak ditempati... kami sudah pindah kerumah sebelah yang lebih besar...

Aku sedang mengalami kegundahan... entah berapa pagi dan petang aku mengetik tesis dirumah ini... hanya dirumah ini tempat aku merasa tenang... aku menjadi tidak sendiri.... dia setia menemaniku berminggu-minggu... dia tempatku mendapatkan semangat... tempatku merasa terus berdiri... dia setia memberiku rasa berarti... karena disini semua harapan yang pernah kutanam tumbuh.... semangat yang pernah kupupuk menyala... kasih sayang yang pernah kusiram mengalir sejuk... dirumah ini aku mendapati apa yang dapat membesarkan hati...

Rumahku bukan istanaku... bukan sekedar benteng perlindungan... bukan hanya sekedar tempat pulang setelah pergi... rumahku adalah tiang utama bahtera kehidupanku... yang bisa diandalkan ketika menghadapi badai dan gelombang…

... kami harus kembali kerumah ini...

Ghonjess

Tidak ada komentar:

Posting Komentar